Membuat Pupuk Kompos Padat Berkadar Hara Tinggi – Mengapa tidak menciptakan sendiri pupuk kompos dengan kadar hara lebih tinggi? Sebab materi bakunya terbuang acak-acakan di sekeliling Anda hampir tidak dimanfaatkan. Tidaklah sulit untuk “menyulap” materi organik itu menjadi pupuk kompos padat yang berkualitas tinggi.
![]() |
Ilustrasi Urin Ternak. Gambar : pixabay.com |
Bagi petani atau yang menanam butuh yang namanya pupuk, terutama pupuk kompos. Minimal pada dikala mengolah tanah atau menciptakan media tanam, hampir sanggup dipastikan membeli pupuk kompos. Namun, belum tentu kompos yang didapatkannya, kualitasnya sesuai impian untuk pertumbuhan tanaman.
Kompos
Bahan organik yang dikomposkan sangat baik untuk materi pembenah struktur tanah. Dengan kompos tanah menjadi gembur dan lebih poros. Pupuk organik, contohnya pupuk kompos, yang terbuat dari serasah tumbuhan atau binatang ini (kompos) mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap walaupun dalam jumlah kecil.
Gambaran sederhana kadar hara kompos-- menyerupai diungkap oleh banyak pakar -- sangatlah rendah. Bayangkan pupuk kompos hanya mengandung nitrogen (N) 1 – 1,5%, P2O5 0,5 – 0,85%, K2O 0,2 – 0,4% dan sejumlah unsur mikro yang kadarnya kecil sekali. Kisaran tersebut tergantung bahan-bahan organik pada proses pengomposannya.
Nah, alasannya yaitu jumlahnya kecil, pupuk kompos masih sanggup ditingkatkan haranya. Mau tingkatkkan kandungan N, P, K, Ca, Mg, dan S dalam persentase tinggi yang hampir setara dengan pupuk kimia (anorganik)? Semua gampang kuk, asal sudah mendapat belakang layar cara membuatnya.
Coba perhatikan saja pada pupuk organik cair yang beredar di pasar. Dengan gampang ditemui banyak sekali variasi kandungan hara, ada yang mengandung N tinggi, ada yang P tinggi dan kadang juga ada yang K tinggi. Bahkan, ada juga pupuk organik cair yang mengandung N,P,K dan lengkap dengan trace element (unsur hara mikro).
Kenapa kadar haranya beda-beda? Hal ini alasannya yaitu pupuk organik dibentuk dari atau penambahan bahan-bahan yang berbeda-beda. Beda materi organiknya, maka berbeda juga kandungan hara dalam pupuk yang diproduksi.
Air Kencing Ternak (Urine)
Air kencing ternak atau disebut juga dengan urine atau urin. Kadang ada juga yang menamai dengan sebutan air seni. Terlepas dari sebutan itu, kotoran cair ternak tidak hanya dibentuk menjadi pupuk organik cair (POC), rupanya urine ternak merupakan salah satu materi untuk meningkatkan kualitas kompos padatan. Sebab, di dalam air seni itu mengandung nitrogen, kalium, dan posfor yang tinggi.
Tapi, perlu diketahui bahwa kandungan hara dalam masing-masing urin binatang ternak berbeda. Sekedar ilustrasi saja, dari beberapa literatur yang penulis temui, kandungan N dan posfat (P2O5) dalam urin kelinci lebih tinggi dari urin sapi. Urin kelinci mengandung N 2,7% dan P 1,2%, dan dalam urin sapi terdapat N sebesar 0,7% dan P 0,2%. Namun, dari sisi kalium (K) lebih unggul urin kambing berkisar 2,10%.
Demikian juga dengan jumlah/volume air kencingnya, tidak yang sama volume urinnya. Sebagai teladan lagi nih, sapi mengeluarkan urinnya setiap hari dengan volume sebanyak 8 – 10 liter per hari (tergantung bobot tubuh), sedangkan kambing kencingnya sesuai dengan ukuran badannya, yaitu 0,5 – 2,5 liter/hari.
Ada banyak binatang peliharaan yang menghasilkan urin, yaitu sapi, kuda, babi, kambing, domba, kelinci, dan lain-lain. Yang mana binatang ternak Anda? Hewan mana yang banyak volume kecingnya?
Terserah binatang ternak apa yang ada miliki, yang penting manfaatkan yang ada. Tinggal tampung urinnya sebanyak yang diharapkan atau tampung semua setiap hari alasannya yaitu bernilai hemat memang. Jika diproduksi pupuk organik cair urin kambing, karenanya sanggup dijual.
Cara Membuat dan Meningkatkan Kualitas Kompos Padatan Dengan Urin Ternak
Membuat pupuk organik, yaitu pupuk kompos padat atau bokashi dengan kadar hara tinggi sangat simple dan praktis, bahkan ekonomis. Caranya sebagai berikut :
Bahan-bahan
(Asumsi ingin menciptakan pupuk kompos cepat jadi (+/- 10 hari) dengan materi aktivator (EM4) sebanyak 500 Kg)
- Dedak============ 200 Kg
- Sekam Padi======== 100 Kg (Boleh campur jerami atau rumput-rumput)
- Pupuk Kandang===== 200 Kg
- Gula Aren========== 20 Sendok Makan (Bisa molase atau Gula Putih)
- EM4============== 500 ml
- Urine Ternak======= 15 liter (Secukupnya untuk menyiram adonan materi hingga merata. Urin dari jenis binatang tertentu yang mengandung hara sesuai dengan kebutuhan)
- Air secukupnya untuk melarutkan gula
Cara Membuanya
- Larutkan terlebih dahulu Gula + Air . Aduk hingga merata
- Campurkan EM4 + (Gula + Air pada poin 1) + Urin Ternak hingga merata
- Campurkan secara merata bahan-bahan ini, yaitu sekam + dedak + pupuk sangkar (pakai sekop atau cangkul buat mencampur, ok)
- Siramkan larutan dengan gembor (lihat adonan yang dibentuk pada poin no.2) pelan-pelan secara merata ke materi yang sudah dicampurkan (poin no.3). Aduk-aduk biar merata (pakai pengaduk ya J)
- Jangan hingga tergenang dan becek. Indikatornya atau tandanya yaitu kalau digemggam tidak menetes air. Dan kalau kepalan atau genggaman dibuka, materi tersebut tidak lengket (bahan kembali mekar).
- Masukkan semua materi adonan tersebut ke dalam kotak yang sudah dibuat. Jika tersedia daerah khusus, masukkan saja adonan ke dalam karung dan tutup. Biarkan selama 7-10 hari dalam karung.
- Suhu atau temperatur materi dalam karung dipertahankan antara 40 – 50 derajat Celcius. Jika suhu menjadi tinggi, karung dibuka beberapa dikala dan kalau perlu adonan dibalik-balik biar suhu cepat turun. Kemudian, karung diikat/tutup kembali. Kontrol secara rutin setiap hari hingga hari ke-10 (kurang lebih).
- Pupuk kompos dengan kadar hara tinggi sudah jadi pada hari ke-10 dan siap digunakan.
Baca juga :
- Mengolah Bonggol Pisang Menjadi Pupuk Organik Cair (POC)/MOL dan 4 Cara Aplikasinya
- 6 Step Membuat Pupuk Organik Cair (POC) Air Kelapa dan Cara Aplikasinya yang Benar
- Membuat Pupuk Organik Cair Dari Sampah Basah Dengan EM4 dan Air Cucian Beras.
- Cara Membuat Pupuk Kompos Siap Pakai dalam 7 Hari
Ciri-ciri pupuk kompos padat (fermentasi em4) yang sudah jadi yaitu warna pucat atau gelap kehitaman, tidak mengumpal, tidak berbau busuk (harumnya anyir fermentasi), kadar air rendah, dan temperatur ruang (tidak panas).
Hasil pengomposan ini sudah sanggup diaplikasikan ke tanah/media tanam. Bahan-bahan organik tersebut akan terus berlangsung proses dekomposisi lebih lanjut atau terurai di dalam tanah dan menyediakan hara untuk tanaman.