Menanam pare sangat gampang dan enteng bagi yang sudah banyak “jam tebang” alias sudah berpengalaman. Sayangnya, bagi pemula atau yang gres terjun dalam budidaya tumbuhan peria/pare, mereka masih menemui banyak kesulitan. Banyak hambatan yang dihadapi pemula dari sisi budidaya diantaranya ibarat penyiapan benih, cara menanam, pemupukan, pemasangan lanjaran, dan beberapa hal spesifik lainnya. Oleh alasannya itu, panduan menanam dan memupuk tumbuhan pare merasa butuh sebagai pendampingnya.
![]() |
pixabay.com |
Pare
Akan tetapi, sebelum beranjak membaca panduan, perlu sekilas mengenal dengan tumbuhan pare. Tanaman yang dalam bahasa ilmiah disebut dengan Momordica charantia L ini, ternyata mempunyai banyak sebuatan nama di aneka macam provinsi di Indonesia. Seperti dikutip dalam wikpedia.org, ” “Peria mempunyai banyak nama lokal, di kawasan Jawa disebut sebagai paria, pare, pare pahit, pepareh. Di Sumatera, peria dikenal dengan nama prieu, fori, pepare, kambeh, paria. Orang NusaTenggara menyebutnya paya, truwuk, paitap, paliak, pariak, pania, dan pepule, sedangkan di Sulawesi, orang menyebutnya dengan poya, pudu, pentu, paria belenggede, serta palia.”
Dan mungkin banyak sebutan lainnya terhadap tumbuhan yang buahnya pahit ini atau famili dari cucurbitaceae di provinsi-provinsi lain. Yah, yang jelas, ibarat itulah terdapat aneka penyebutan dan itu merupakan kekayaan budaya/bahasa di negeri kita yang patut dihargai. Tetapi, dalam postingan ini, untuk selanjutnya kita sebut saja dengan buah pare atau tanaman pare agar tidak menjadi pusing dalam memahaminya.
Pare merupakan tumbuhan yang buahnya banyak diminati masyarakat terutama untuk dijadikan sebagai sayuran. Meski rasanya pahit, jikalau bakir mengolahnya, buah pare menjadi sayuran Istimewa yang bikin ketagihan.
Buah yang berkerut dan berbintil-bintil ini mempunyai sejumlah kandungan nutrisi ibarat protein, lemak, karbohidrat, mineral dan juga vitamin di dalamnya. Makanya, tidak mengherankan, jikalau buah pare sangat bermanfaat untuk dikonsumsi. Bahkan, buah pare yang berwarna hijau dan terasa pahit ini sangat mujarab untuk mengatasi aneka macam problem kesehatan sepertti diabetes, tekanan darah dan lain-lain.
Varietas/jenis
Untuk sekadar diketahui bahwa terdapat beberapa bentuk dari buah pare, diantaranya ada yang berbentuk panjang dengan warna hijau muda hingga agak keputihan dan ada juga yang bentuknya besar, tetapi pendek. Buah pare yang bentuknya pendek ini sering dikenal dengan pare katak atau kodok atau pare ayam yang buahnya betul-betul hijau.
Ada aneka macam varietas/jenis dari pare, mulai dari varietas lokal hingga varietas yang diimpor dari luar negeri. Masyarakat paling menyukai varietas pare gajih atau sering disebut dengan pare mentega atau pare putih. Mengapa? Karena pare yang berasal dari india ini ukuran buahnya besar dan panjang. Panjangnya sanggup mencapai ½ meter, namun rata-rata +/- 30 cm. Sedangkan beratnya, ada yang 2 buah/kg dan ada juga yang 5 buah/kg. Ukurannya sangat bervariasi, tergantung teknik budidayanya.
Pembibitan
Sekadar catatan, dalam 1 hektar butuh benih pare sebanyak +/- 15.000 benih. Kebutuhan benih juga sangat tergantung pada jarak tanam dan jumlah benih per lubang.
Dalam menanam pare bersama-sama tidak perlu harus pembibitan melalui penyemaian. Sebab, benih pare sanggup ditanam eksklusif pada bedengan lahan yang sudah dipersiapkan. Tapi, penanaman eksklusif dari benih sanggup dilakukan jikalau kondisi tanam jatuh pada demam isu hujan.
Akan tetapi, jikalau demam isu kemarau atau pertimbangan lainnya ibarat dimakan semut benihnya, maka bibit pare harus melalui proses penyemaian dulu. Caranya cukup mudah, begini :
- Siapkan dulu polibag kecil atau sanggup juga gelas air mineral bekas. Atau wadah semainya sanggup dibeli berupa tray dengan ukuran 5 cm.
- Isi media semai/polibag dengan adonan tanah dan pupuk kandang. Perbandingan tanah dan pupuk sangkar 2:1 (2 serpihan tanah + 1 serpihan pupuk kandang). Sebaiknya, gunakan pupuk kompos kalau ada.
- Ambil benih pare sesuai jumlah yang dibutuhkan, rendam dalam air hangat kira-kira 3-6 jam.
- Pisahkan benih yang karam dengan yang mengambang/terapung. Ambil yang karam saja alasannya bernas untuk tumbuh.
- Masukkan benih ke dalam media semai sedalam 1 cm sempurna di tengah-tengah polibag. Tutup dengan tanah halus di atasnya. Jangan lupa disiram.
- Tempatkan semaian benih itu pada tempat yang ada naungannya.
- Benih pare berkecambah dalam waktu 4-7 hari. Jika bibit pare sudah tumbuh dan mempunyai daun sebanyak 4-5 helai, bibit pare siap dipindahkan ke lahan tanam.
Pengolahan tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tumbuhan pare yaitu tanah yang gembur dan berdrainase baik. Untuk itu, tanah perlu diolah/dicangkul terlebih dahulu dengan kedalaman 20-30 cm. Kemudian dibuat bedengan-bedengan dengan lebar 1,5 m dan jarak antar bedengan 60-75 cm. Ketinggian bedengan sekitar 30 cm.
Bersamaan dengan penyiapan lahan tanam, ditabur juga dengan pupuk kandang. Pupuk sangkar dicampur dengan tanah dan diratakan. Kebutuhan pupuk sangkar 10-20 ton/hektar. Jumlah tersebut sangat tergantung kesuburan tanah. Semakin keras struktur tanah, kebutuhan pupuk sangkar semakin banyak.
Aplikasi pupuk sangkar sanggup juga dengan cara menempatkan eksklusif pada lubang tanam. Pupuk sangkar diberikan sebanyak 1-2 kg/lubang tanam. Pupuk organik tersebut (pupuk kandang) harus sudah diberikan 2 ahad sebelum tanam.
Untuk menunjang produktivitas tanah, perlu juga diberikan pupuk anorganik. Pupuk organik sanggup pupuk beragam dan sanggup juga pupuk tunggal. Biasanya biar lebih mudah menggunakan NPK sebanyak 15 gram per lubang tanam (diaduk dengan tanah). Pupuk NPK sudah diberikan 1 ahad sebelum tanam.
Penanaman
Seperti ana infokan di atas tadi, penanaman sanggup eksklusif menempatkan benih ke dalam lubang tanam sebanyak 1-2 benih per lubang. Namun, jikalau bibit hasil semaian, penanaman dengan cara mengeluarkan bibit secara hati-hati dari wadah semai, kemudian ditempatkan dalam lubang tanam. Tutup dengan tanah hingga menutupi pangkal bibit. Siram dengan air secukupnya.
Penanaman pare harus diatur jarak tanamnya. Jarak tanam di sesuaikan dengan lebar bedengan yang dibuat. Memang jarak tanam akan kuat pada tinggi rendahnya produksi buah pare nantinya. Sesuai dengan lebar bedengan yaitu 1,5 m, maka jarak tanam dibuat 1 m x 1 m (dalam barisan x antar barisan).
Pemasangan lanjaran dan para-para
Karena tumbuhan pare tumbuhnya merambat, maka pada umur bibit pare sudah 15 hari (15 HST) perlu adanya lanjaran tempat ia merambat. Rambatannya sanggup mencapai hingga 4 meter. Namun, tinggi lanjaran cukup +/- 2 meter saja. Di atasnya dibuat para-para tempat merambat cabang-cabangnya dan bergantung buah pare.
Lanjaran tumbuhan pare sanggup menggunakan bambu, kayu atau sanggup juga menggunakan besi. Pilihannya, mana yang terjangkau secara ekonomi dan gampang untuk didapatkannya. Tancapkan lanjaran secara kuat setiap 3-4 meter/lanjaran. Kemudian pasang juga lanjaran pada setiap tumbuhan pare sebagai “tangga” naik/merambat. Untuk ini, sanggup dipakai tali nilon saja. Tali nilon dibuat simpul-simpulnya supaya pegangan sulur-sulurnya tidak jatuh.
Pemupukan susulan
Mulai umur 3 ahad sesudah tanam, tumbuhan pare sudah perlu dipupuk lagi. Untuk pupuk susulan ini, berikan NPK sebanyak 5 gram per tanaman. Cara aplikasinya, tempatkan pupuk NPK dengan cara ditugal di sebelah tanaman. Jaraknya 5-10 cm dari batangnya. Atau sanggup juga dibenamkan pupuk secara melingkar di sekeliling tanaman.
Kedalaman pemupukan 5 – 10 cm. Setelah diberikan pupuk, jangan lupa ditutup kembali dengan tanah. Hati-hati, jangan hingga terkena pupuk pada batang atau daun tanaman. Pupuk susulan ditambahkan setiap 2 ahad sekali dengan takaran yang sama hingga tumbuhan pare berumur +/- 4 bulan.
Penyiraman
Jangan biarkan tumbuhan pare Anda “kehausan.” Pare sangat tidak tahan dengan kekurangan air. Oleh alasannya itu, lakukan penyiraman setiap hari atau sesuaikan dengan kondisi cuaca. Jika demam isu hujan, Anda sanggup beristirahat sebentar alasannya hujan membantu kelembaban atau ketersediaan air media tumbuh pare.
Penyiangan, Pembumbunan dan Penyulaman
Penyiangan harus dilakukan jikalau ingin pertumbuhan dan produksi buah pare tinggi. Bersihkan dari rumput atau gulma yang mengganggu tumbuhan pare. Namun, jikalau menggunakan mulsa epilog media tanam, kiprah penyiangan tidak diharapkan alasannya memang tidak ada flora pengganggu yang tumbuh.
Baca juga ini :
- Dari Limbah Got Hasilkan Pupuk Organik Cair (POC)
- 6 Step Membuat Pupuk Organik Cair (POC) Air Kelapa dan Cara Aplikasinya yang Benar
- Membuat Pupuk Organik Cair Dari Sampah Basah Dengan EM4 dan Air Cucian Beras.
Bersamaan dengan acara penyiangan, dilakukan juga pembumbunan. Cara melaksanakan pembumbunan yaitu dengan cara menaikkan/menimbun tanah di sekitar pangkal tanaman. Dengan pembumbunan, maka akar-akar tumbuhan pare tidak gampang kering alasannya sudah tertimbun dengan tanah dan juga memperlancar aerasi alasannya tanah gembur di sekitarnya. Bahkan, pembumbunan sanggup memperbanyak tumbuhnya akar tumbuhan pare sehingga perembesan hara lebih optimal.
Jika ada bibit tumbuhan pare yang mati, lubang kosong, atau berpenyakit, maka segera lakukan penyulaman dengan bibit pare yang masih ada dipersemaian atau polibag.
Pemangkasan
Cabang-cabang yang tidak produktif perlu dipangkas. Biasanya, pemangkasan sudah perlu dilakukan memasuki umur tumbuhan 1 bulanan. Pemangkasan ini bertujuan supaya suplai nutrisi tidak menjadi sia-sia. Dengan pemangkasan, sinar matahari sanggup menyebar rata ke seluruh serpihan tumbuhan pare. Dengan bagusnya cahaya yang diterima, proses fotosintesis pun berjalan lancar.
Pengendalian hama dan penyakit
Serangga yang paling mengganggu pada tumbuhan pare yaitu lalat buah. Makanya, semenjak buah pare masih kecil sudah harus dibungkus dengan kertas atau daun pisang yang kering.
Di samping lalat, ada ulat dan organisme pengganggu flora (OPT) lainnya. Karena itu, untuk pengendalian hama dan penyakit, usahakan lahan selalu higienis dari rumput-rumpu ataupun semak belukar lainnya yang menjadi sarang persembunyian awal hama. Di samping itu, kalaupun ingin mengendalikan hama, gunakan pestisida organik supaya kondusif dari sisi kesehatan Anda, yang mengosumsi buah pare, dan kondusif pula lingungan dari pencemaran r-4-cun kimia.
Panen dan pascapanen
Setelah sekian usang Anda merawat tumbuhan pare, kira-kira pada umur 2-3 bulan semenjak mulai pembungaan sudah sanggup dipanen. Ciri-ciri buah pare sudah sanggup dipanen yaitu sudah besar dan panjangnya mencapai 20-30 cm, mengilap, segar, serta keriput-keriputnya masih rapat. Ciri-ciri ini biasanya untuk buah pare yang peruntukannya untuk konsumsi.
Pascapanen buah pare, sortasi terlebih dahulu dengan cara memilah dan menentukan mana yang elok dan mana yang amis atau cacat. Setelah itu, segera dipasarkan. Perlu diingat, buah pare tidak tahan disimpan terlalu lama. Demikian panduan ini semoga mempunyai kegunaan untuk Anda yang membutuhkan cara menanam pare dan memupuknya dengan benar.