Mulyono, Driver Go-Jek Pertama Di Indonesia

Mulyono, Driver Go-Jek Pertama Di Indonesia
Mulyono, Driver Go-Jek Pertama Di Indonesia
Mulyono atau yang bersahabat disapa Pak Kumis MULYONO, DRIVER GO-JEK PERTAMA DI INDONESIA

Mulyono atau yang bersahabat disapa Pak Kumis, merupakan driver pertama Go-Jek yang punya aba-aba khusus "driver 001".

Abang yang berusia 52 tahun ini bercerita, dulunya ia cuma driver ojek pangkalan di daerah Jakarta Selatan gan. Dia sering mangkal sama 14 orang temannya di sana. Nah, kebetulan kantor Go-Jek ketika pertama kali bangun dekat sama tempatnya mangkalnya. Kemudian ia sanggup isu dari temannya, ia pun nekat mendaftar sebagai driver Go-Jek pada tahun 2010.

"Berawal (masuk) Go-Jek di Jalan Kerinci (dekat Pasar Mayestik), saya masuk Agustus 2010, (perusahaan) berawal dari garasi mobil. Kantornya ukuran 5x7 meter. Waktu itu Pak Nadiem (founder Gojek) pun masih kuliah. Kaprikornus saya sanggup isu dari sahabat jikalau mau masuk Go-Jek tiba ke Pasar Mayestik. Saya tanya-tanya, saya cari isu apa itu Go-Jek. Saya pribadi gabung," kata Mulyono ketika ditemui dalam program safety riding di daerah Cakung, Jakarta Timur, Minggu (6/1).

Gak butuh waktu usang gan. Seminggu lalu Bang Mulyono dipanggilan dan ngobrol pribadi sama Bang Nadiem. 

"Ditanya benar gak mau gabung Go-Jek. Ajak teman-teman yang lain," ujarnya.

Bang Mulyono terus ngajak teman-temannya di pangkalan. Tapi cuma dua orang yang ikut.

"Saya ini driver pertama jadi (nomor registrasiny) 0001. Saya sendiripun tidak tahu," ungkapnya.

Pas pertama kali dirinya bergabung dengan Go-Jek, sistem pemesanan Go-jek belum pakai aplikasi menyerupai kini ini gan. Masih diperantarai sama pihak Go-Jek lewat telepon. Jaman segitu sih saia masih kuliah, pakenya juga masih Nokia 1100 yang ilang dimaling.

"Itukan belum pakai aplikasi, by phone. Kaprikornus kita ditelpon call center, ditawarkan orderan, mau ambil atau tidak. Kaprikornus jikalau mau diambil, dikirim alamatnya (pemesan). Kaprikornus begitu awal mulanya," kenang Mulyono.

Selain cara ordernya yang beda, ternyata jaket Go-Jek dulu warnanya gak hijau kayak kini gan. Warnanya masih abu-abu.

Mulyono atau yang bersahabat disapa Pak Kumis MULYONO, DRIVER GO-JEK PERTAMA DI INDONESIA

Abang yang lahir di Sragen ini menceritakan awal mula perjalanannya dari seorang ojek pangkalan menjadi driver ojek online banyak menemui jalan berliku. 

Jaman dulu kan belum banyak driver ojek online di Jakarta dan sekitarnya ya, Bang Mulyono ini mendapat banyak intimidasi gan, khususnya dari ojek pangkalan.

Intimidasi yang paling angker pas Bang Mulyono diancam pakai golok oleh sejumlah tukang ojek pangkalan. Gila, itu tukang ojek apa preman ya?

"Kami sering banget diintimidasi sama (pengemudi) opang-opang. Saya pernah ditimpuk, saya di Graha Raya pernah dikalungin golok, tetapi saya pasrah, saya mencari nafkah dan tidak mengganggu," ujar Mulyono.

Bahkan dirinya pernah dikejar segerombolan tukang ojek pangkalan gan, pas ia nerima order di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.

Meski demikian, lanjut dia, menjadi driver Go-jek juga membuatnya menemui banyak sekali pengalaman mengesankan. 

Salah satunya pengalaman yaitu ketika perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta kemarin, dimana ia mengantar warga negara gila (WNA) ke daerah Cinere, Depok.

Saat menjemput WNA tersebut, Mulyono menemui pelanggannya terlihat menangis di daerah Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat.

"Itu customer saya jemput dengan menangis, saya, kan, bingung. Saya bilang 'Kenapa Miss?'. Kaprikornus sudah lebih dari dua jam ia order Go-Jek, tidak ada yang ambil, alasannya yaitu mungkin jauh, sekitar 15 kilometer dari GBK. Akhirnya saya ambil, pada dasarnya itu customer merasa berterima kasih sekali, alasannya yaitu saya antar hingga tujuan," katanya.

Namun, kini intimidasi menyerupai itu sudah gak pernah terjadi lagi gan. Sebab profesi sebagai ojek online kini sudah dikenal dan diterima oleh masyarakat.


Sebagai orang yang telah menggeluti profesi sebagai driver Go-jek lebih dari 8 tahun, Bang Mulyono tentu sudah banyak mencicipi asam garam dari pekerjaan tersebut. 

Namun, kecintaannya terhadap Go-Jek yang menciptakan dirinya hingga ketika ini bertahan menggeluti profesi ini. 

Semenjak menjadi driver Go-jek, kehidupan ekonomi keluarganya menjadi lebih baik. Rata-rata ia bisa mengantongi penghasilan 6 juta-7 juta rupiah gan tiap bulannya.

Puncak kecintaan Bang Mulyono pada Go-jek yaitu ketika ia memberi nama anak terakhirnya, Nadiem Saputra. Nama depan anaknya serupa dengan pendiri Go-Jek, Nadiem Makarim. 

"Nadiem Saputra alasannya yaitu saya terobsesi dengan Pak Nadiem yang punya fatwa cemerlang," tuturnya.

Ke depannya, ia berharap supaya profesi ojek online mempunyai regulasi yang terang dari pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan. 

Dia juga meminta perusahaan penyedia jasa ojek online untuk memperhatikan kesejahteraan para pengemudinya.

"Mudah-mudahan dengan dibuatnya regulasi, perusahaan (penyedia jasa ojek online) lebih memperhatikan mitra-mitranya, terutama. Tolonglah kami-kami ini dimanusiakan dalam segi hal apa pun, perihal penghasilan, kenyamanan, dan sebagainya," ujar Mulyono.