Membuat Pupuk Sangkar Dengan Cara Konvensional Dan Bioaktivator

Membuat Pupuk Sangkar Dengan Cara Konvensional Dan Bioaktivator
Membuat Pupuk Sangkar Dengan Cara Konvensional Dan Bioaktivator


Banyak yang belum tepat memahami mana yang dikatakan pupuk kandang, kotoran ternak, dan kompos.  Bahkan, ada juga yang asal melihat kotoran ternak eksklusif saja menyebutnya pupuk sangkar (pukan). Padahal, ketiga materi tersebut terang sangat berbeda baik dari bentuknya maupun kualitasnya. Perbedaan itu sanggup jadi disebabkan oleh proses pembentukannya atau cara pembuatannya baik pupuk sangkar maupun pupuk kompos

 Banyak yang belum tepat memahami mana yang dikatakan pupuk sangkar Membuat Pupuk Kandang dengan Cara Konvensional dan Bioaktivator
Gambar : pixabay.com

Membedakan kotoran ternak, pupuk kandang, dan kompos

Kotoran ternak
Mari kita simak sekilas perbedaan arti pupuk dan kotoran ternak. Tujuannya biar lebih membekas dalam ingatan dan cerdas dalam melaksanakan pemupukan tanaman. Jangan hingga maksud baik hendak memberi nutrisi tanaman, yang terjadi justeru tumbuhan terganggu pertumbuhannya.

Kotoran ternak sering juga disebut pupuk sangkar segar. Jadi, kotoran ternak merupakan hasil dari pencernaan masakan yang kemudian dikeluarkan dalam bentuk limbah padat (feces) dan cair (urine). Bahkan, ada limbah kotoran ternak bercampur dengan sekam padi, sebuk gergaji, atau jerami sebagai bantalan tidurnya (bedding). Kotoran ternak masih tinggi materi organiknya (C/N) sehingga tidak baik dipakai sebagai pupuk tanaman. Dalam kondisi tersebut, kotoran ternak belum terjadi proses penguraian dan sedikit sekali unsur hara (nutrients) yang dikandungnya.

Menurut  Sutanto, R (2002) menyebutkan, "Penggunaan pupuk sangkar segar secara eksklusif ke tumbuhan selalu tidak menguntungkan dan mengakibatkan duduk perkara lantaran kandungan gulma, organisme penyebab penyakit, dan senyawa toksik yang kemungkinan dikandung ekskresi. Penggunaan pupuk sangkar segar kemungkinan besar timbul panas selama proses dekomposisi dan juga tumbuhan kekurangan unsur tertentu."

Pupuk kandang
Kalau begitu pupuk sangkar yang bagaimana? Kita lihat definisinya terlebih dahulu. Pupuk kandang adalah materi yang berasal dari kotoran ternak sudah mengalami dekomposisi/pembusukan dalam waktu relatif usang dan sudah mengandung sejumlah unsur hara yang sanggup dimanfaatkan oleh tumbuhan apabila diaplikasikan ke lahan.

Dalam Wikipedia disebutkan bahwa pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk sangkar ialah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau.

Pupuk Kompos
Pupuk kompos, sering juga diucapkan orang dengan kompos saja, ialah salah satu pupuk organik. Jadi, kompos ialah materi yang mengandung unsur hara dan materi organik yang merupakan hasil penguraian/pembusukan sisa-sisa tanaman, binatang atau adonan keduanya oleh mikroorganisme pengurai pada kondisi tertentu. Boleh jadi adonan sisa tumbuhan dan kotoran ternak disebut pupuk kompos. Dengan perkembangan teknologi, kompos sanggup dipercepat prosesnya (pengomposan) dengan proteksi bioaktivator (mikroorganisme).

Banyak sekali definisi dari kompos. Misalnya, Novizan (2007) menyebutkan bahwa kompos ialah hasil pembusukan sisa-sisa tumbuhan yang disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme pengurai.

Kalau demikian ceritanya, kemudian materi apa saja yang sanggup dikomposkan? Bahan yang berasal dari banyak sekali sumber yang sanggup dikomposkan,  ialah :
  • Limbah ternak dan insan : Limbah padat dan cair, limbah rumah tangga, limbah pemotongan hewan, limbah peternakan ayam dan babi.
  • Limbah pertananam, limbah kayu dan gulma air, limbah padi (jerami dan sekam padi), gulma air, kulit kacang tanah, dll.
  • Pupuk hijau : legum, tumbuhan epilog tanah, rumput
  • Sampah kota dan pemukiman : limbah padat, limbah cair, limbah biogas.
  • Limbah agro-industri : sari kering, ampas tebu, bumbu masak (MSG), blotong, limbah pengolahan kayu dan kertas, serbuk gergaji, kelapa sawit.
  • Limbah hasil bahari : rumput laut, pakan ikan (Sutanto, R., 2002)


Dengan demikian, sudah terang sekali bahwa kotoran ternak bukanlah pupuk kandang. Tetapi, pupuk sangkar sudah niscaya berasal dari kotoran ternak. Perbedaan kasatmata terdapat pada belum atau sudah diuraikan oleh mikroba. Kalau sudah terjadi penguraian, itulah pupuk kandang. Ini berarti sudah mengandung sejumlah unsur hara yang bermanfaat untuk tanaman. Kalau belum terurai dan masih segar, itulah kotoran ternak yang sanggup mengganggu tumbuhan kalau diberikan langsung.

Sementara kompos lebih kepada pementingan materi bakunya (raw material) berupa sisa-sisa tanaman. Seperti ditulis oleh Sigit, P & Marsono (2005), “Istilah kompos lazim dipakai untuk pupuk organik yang berasal dari daun atau cuilan tumbuhan lainnya.....”

Membuat Pupuk Kandang

Bagaimana cara menciptakan pupuk kandang? Secara umum, ada dua cara dalam menciptakan pupuk organik itu. Pertama, cara menciptakan pupuk sangkar secara tradisional atau konvensional. Dan yang kedua, cara menciptakan pupuk sangkar secara ala masa sekarang yang dikenal dengan pupuk kompos yang diproses dengan sentuhan mikroorganisme (bioaktivator). Baiklah, sekarang akan kita ulas satu persatu cara menciptakan pupuk kandang.

CARA MEMBUAT PUPUK KANDANG KONVENSIONAL

Pembuatan pupuk sangkar secara konvensional ialah menciptakan pupuk sangkar dengan proses yang sangat alami. Dengan kata lain, insan tidak banyak terlibat di dalamnya. Hanya saja perlu mengumpulkan dan menciptakan kawasan berlangsungnya proses penguraian.

Sejak dulu kala, petani kita sudah terbiasa melakukannya secara tradisional. Biasanya petani mengumpulkan kotoran ternak dalam lubang tanah atau gorong-gorong di bersahabat kandang. Sayangnya, kadang kala terkena hujan dan genangan air sehingga kualitas pupuk sangkar rendah.

Tidak simpel untuk memperoleh pupuk sangkar yang matang. Kenapa? Sebab, pupuk sangkar yang murni dari kotoran ternak memerlukan waktu yang relatif usang untuk proses dekomposisi, minimal 90 hari (3 bulan). Namun, kalau mempunyai binatang ternak sendiri, minimal 1 ekor saja dan mau menunggu prosesnya, sudah merupakan modal untuk memperoleh pupuk sangkar matang dari hasil olahan sendiri.

Yuk kita mulai menciptakan pupuk kandang. begini caranya :

Bahan
  • Kotoran ternak (umumnya sapi)
1 ekor sapi sanggup menghasilkan limbah berupa kotoran padat (feces) yang bercampur dengan air kencing (urine)  kira-kira 10 – 15 kg per hari (tergantung berat ternak, umumnya 10% dari berat ternak). Ambil saja rata-rata kotoran ternak 12,5 kg/hari. Maka kalau setiap hari dikumpulkan, hasilnya tidak mengecewakan sebesar 4,1 ton kotoran sapi per tahun. Sudah cukup untuk lahan sendiri? Lebih sanggup dijual, ‘kan?

Alat-alat
  • Peralatan yang dibutuhkan menyerupai biasa sebagaimana peralatan untuk membersihkan sangkar sapi, yaitu cangkul dan skop.
  • Palu, papan dan paku untuk menciptakan wadah berupa kotak dengan ukuran tergantung jumlah pupuk yang akan dibuat. Jika menciptakan 1 ton, ukurannya lebih kurang 1 m x 1 m x 2 m.


Lokasi dan kawasan :
  • Lokasi menciptakan pupuk sangkar di sekitar sangkar ternak atau jauh dengan kawasan tinggal biar tidak membawa imbas negatif dari amis kotoran ternak
  • Tempatnya harus teduh atau ada naungan sehingga tidak terkena hujan ataupun sinar matahari langsung. Jika memungkinkan, sebaiknya dibentuk atap dengan ukuran sesuai dengan jumlah pupuk yang akan dibuat.
 Banyak yang belum tepat memahami mana yang dikatakan pupuk sangkar Membuat Pupuk Kandang dengan Cara Konvensional dan Bioaktivator
Ilustrasi Bak Olahan Kotoran Ternak. Gambar : Dokpri

Langkah-langkah menciptakan pupuk kandang
  1. Buat terlebih dahulu kotak penampungan beserta kawasan yang beratap. Dengan adanya atap, maka tidak dibasahi dengan hujan yang sanggup menimbulkan tercucinya hara dalam pupuk kandang. Demikian juga dengan kotak, dinding harus dibentuk rapat. Dasarnya dari kotak tidak perlu dialasi kayu, cukup beralaskan tanah saja.
  2. Kumpulkan kotoran ternak yang bercampur dengan urin dan alasnya (sekam atau jerami). Pengumpulannya sanggup berasal dari ternak sendiri atau diperoleh dari orang lain sebanyak yang diinginkan, sanggup 1 ton, 2 ton atau lebih.
  3. Masukkan kotoran ternak ke dalam kotak yang telah disiapkan
  4. Tutup dengan lapisan tanah di atasnya dengan ketebalan 20 – 30 cm
  5. Biarkan kotoran ternak itu membusuk/terurai secara alami selama 3 – 6 bulan. Setelah melewati waktu tersebut kotoran ternak sudah bermetamorfosis pupuk sangkar yang siap digunakan. Ciri-ciri pupuk sangkar yang matang sanggup dibaca pada artikel ini


Tip : Untuk memudahkan dalam aplikasi ke lahan, sebaiknya pupuk sangkar dihaluskan terlebih dahulu sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

CARA MEMBUAT KOMPOS DENGAN AKTIVATOR STARDEC

Kotoran ternak yang dikomposkan dengan mikroorganisme pengurai atau bioaktivator dinamakan dengan kompos atau pupuk kompos. Sebab, dalam pembuatannya terdapat materi sisa tumbuhan dan kotoran ternak dan dipercepat pengomposannya dengan mikroba. Dalam waktu kurang lebih 1 bulan, pupuk kompos siap digunakan. Ada beberapa aktivator dari mikroba, yaitu EM4, Orgadec, Stardec, dan lainnya.

Okay, bagaimana cara menciptakan pupuk kompos dengan Stardec? Begini, mengutip goresan pena Simamora, S & Salundik (2006) menjelaskan bahwa pembuatan kompos memakai Stardec membutuhkan empat bak penampungan yang setiap kolam sanggup menampung materi baku kompos sebanyak 1.000 kg atau 1 ton. Buat naungan dengan ketinggian 2 meter dari lantai biar semua kolam terlindung dari hujan dan sinar matahari langsung. Bahan kompos dibalik seminggu sekali dengan cara memindahkannya ke kolam berikutnya. Bak yang pertama eksklusif diisi kembali dengan materi yang dikomposkan, begitu seterusnya. Secara lengkapnya, menciptakan kompos dengan aktivator Stardec sebagai berikut :

Bahan :

  • Kotoran ternak 1.000 kg
  • Stardec 2,5 kg (0,25% dari bahan). Bisa dibeli di toko pertanian atau toko-toko online
  • Abu gosok 100 kg (10%)
  • Kalsit 20 kg (Kapur pertanian 2%)
 
 Banyak yang belum tepat memahami mana yang dikatakan pupuk sangkar Membuat Pupuk Kandang dengan Cara Konvensional dan Bioaktivator
Ilustrasi kolam kompos. Gambar : Dokpri



Teknik Pembuatan
  1. Campurkan kotoran ternak dengan Stardec, aduk rata, kemudian masukkan ke dalam bak pertama. Diamkan materi adonan tersebut selama satu minggu
  2. Balik materi kompos dengan cara memindahkannya ke kolam kedua (bagian atas jadi ada di bawah) sambil dicampur dengan bubuk organik dan kalsit, diamkan selama satu minggu. Bak pertama yang sudah kosong diisi dengan materi kompos yang baru.
  3. Satu ahad kemudian,  balik kompos yang ada di kolam kedua dengan cara memindahkan ke kolam ketiga. Bak kedua diisi dengan kompos kolam pertama. Diamkan lagi selama 1 minggu.
  4. Setelah didiamkan 1 minggu, kompos yang ada di kolam ketiga dibalik dengan cara memindahkan ke bak keempat. Bak ketiga diisi dengan kompos kolam kedua dan diamkan selama 1 ahad lagi
  5. Setelah 1 ahad didiamkan dalam kolam keempat, maka kompos yang ada dalam bak keempat sudah terdekomposisi tepat (kompos sudah matang) dan siap digunakan. 
  6. Kompos yang sudah matang sanggup dihaluskan, kemudian diayak dan dikemas.
Jadi, dengan teknik ini, kompos sudah jadi dalam waktu 4 ahad atau 1 bulan. Jika ingin memproduksi kompos secara terus-menerus atau secara kontinyu, prosesnya sama, yaitu balikkan kompos ini setiap ahad dengan cara memindahkannya ke kolam penampungan berikutnya hingga balasannya kompos ini matang sesudah tiga ahad atau tepatnya pada ahad keempat.

Intinya dalam proses yang kontinyu, Bak I yang sudah kosong eksklusif diisi kembali dengan kotoran ternak. Kompos yang sudah matang dalam kolam IV segera dihaluskan, diayak dan dikemas. Demikian  seterusnya. Untuk ilustrasi sanggup dilihat pada Gambar di atas.

Baca juga ini :



Bagaimana mudah, bukan? Itulah secuil isu wacana cara menciptakan pupuk sangkar secara konvensional dan memakai bioaktivator. Oh ya, mau tau ciri pupuk kompos yang sudah matang sanggup dibaca pada artikel ini. Demikian, Semoga bermanfaat dan sukses selalu setiap gerak langkah dalam menggapai cita-cita di masa yang akan tiba yang cemerlang.


Referensi :

  • Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka. Jakarta
  • Sigit, P & Marsono. 2005. Pupuk Akar, Jenis & Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta
  • Simamora, S. & Salundik. 2006. Meningkatkan Kualitas Kompos. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta
  • Suganda, E. 1997. Potensi dan Pemanfaatan Pupuk Organik Asal Kotoran Sapi. Lokakarya Fungsional Non Peneliti. Balai Penelitan Ternak. Bogor
  • Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta
  • Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Pupuk Kandang. https://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_kandang, diakses tanggal 20 Agustus 2018