Banyak sekali sampah daun-daunan awut-awutan di sekeliling daerah tinggal kita. Baik yang tinggal di pedesaan maupun di perkotaan, tidak terlepas dari sampah yang jatuh dari pepohonan itu. Jumlahnya pun tidak sanggup dihitung dengan jari. Jika berakal “menyulapnya”, daun-daunan kering itu akan bernilai irit dengan cara menciptakan pupuk kompos yang tinggi haranya. Bukankah?
Untuk apa kompos?
Setelah sekian usang bergelut dengan pupuk kimia, kini, kompos sudah mulai dilirik kembali oleh para pembudidaya tanaman. Sebab, kompos sebagai pupuk organik memang terbukti keampuhannya dan memberi imbas faktual terhadap tanah dalam jangka panjang.
Kompos berperan penting dalam membangun kesuburan tanah. Kompos tidak merusak struktur, tetapi mempertahankan dan memperbaiki yang rusak. Sebab, dengan memperlihatkan pupuk organik ke dalam tanah, maka akan memperlihatkan produktifitas tanah lebih baik. Dengan kata lain, pertolongan pupuk organik ibarat kompos, tentu akan memperbaiki sifat-sifat fisika, kimia dan biologis tanah.
Bahan baku kompos
Bahan baku (raw material) yang dipakai untuk kompos sesuai dengan definisi kompos itu sendiri. Secara umum, kompos yaitu materi yang mengandung unsur hara (pupuk) yang berasal dari proses dekomposisi atau pembusukan sisa-sisa flora oleh mikroorganisme.
Apa sih bahan untuk menciptakan kompos? Jawabannya banyak sekali, ibarat jerami, batang jagung, eceng gondok, kulit buah kopi, daun-daunan, bongkol pisang dan lain-lain. Semua itu yaitu materi organik dari tanaman. Bahkan, materi kompos sanggup divariasikan dengan materi organik dari hewan, ibarat kotoran ternak.
Setiap materi untuk menciptakan kompos mengandung nilai atau rasio C/N berbeda-beda. Kita lihat salah satu materi baku kompos, yaitu daun-daunan. Bahan ini mengandung nitrogen berkisar 0,4 – 1,0% dan rasion C/N 40 – 80.
Oleh alasannya yaitu itu, daun-daunan baik hijau maupun kering sangat berpotensi untuk dijadikan materi kompos. Tinggal saja mengumpulin sampah daun-daunan yang awut-awutan setiap hari sehingga sanggup dimanfaatkan untuk menciptakan kompos. Ini berarti tidak hanya membersihkan sampah dedaunan, namun dari sampah itu sanggup diubah menjadi barang bernilai ekonomis, yaitu kompos yang sanggup dijadikan sebagai nutrisi tanah dan tanaman.
Oleh alasannya yaitu itu, daun-daunan baik hijau maupun kering sangat berpotensi untuk dijadikan materi kompos. Tinggal saja mengumpulin sampah daun-daunan yang awut-awutan setiap hari sehingga sanggup dimanfaatkan untuk menciptakan kompos. Ini berarti tidak hanya membersihkan sampah dedaunan, namun dari sampah itu sanggup diubah menjadi barang bernilai ekonomis, yaitu kompos yang sanggup dijadikan sebagai nutrisi tanah dan tanaman.
Faktor yang mensugesti proses pengomposan
Ada beberapa hal yang besar lengan berkuasa cepat tidaknya bahan-bahan kompos terdekomposisi atau terurai oleh mikroorganisme. Temperatur, ukuran bahan, mikroba, pH, kondisi apakah aerob atau anaerob, dan juga rasio materi organik (C/N) merupakan faktor-faktor yang besar lengan berkuasa dalam pengomposan. Namun, dalam artikel ini, kita lihat dua faktor saja yang mensugesti proses pengomposan, yaitu C/N dan ukuran materi baku.
C/N materi dan kompos
Sering sekali kita mendengar rasio C/N, apa itu? C/N ini yaitu perbandingan kadar karbon (C) terhadap nitrogen (N) dalam materi organik. Ada yang nilai C/N sangat tinggi dan ada juga yang rendah. Yang tinggi C/N ibarat serbuk gergaji sebesar 500. Makanya serbuk gergaji yang berasal dari kayu sangat keras alasannya yaitu kandungan karbonnya yang tinggi. Dan yang rendah C/N ibarat limbah cair hewan, yaitu 0,8.
Jika rasio C/N tinggi, sangat sukar dan usang diuraikan oleh mikroorganisme. Demikian sebaliknya, proses dekomposisi cepat tanggapan dan banyak N yang terbuang ke udara jika C/N rendah. Berapa pun C/N materi tersebut bukan dilema bagi mikroorganisme, lambat laun akan terurai juga. Akan tetapi, yang lebih manis C/N materi baku yang gampang dan cepat terurai. Kalau pun dipakai materi C/N tinggi, namun harus dicampur dengan materi yang C/N rendah dan ukurannya kecil-kecil.
Tapi, yang menjadi dilema dalam proses pengomposan yaitu hasil pengomposan harus mengandung rasio C/N di bawah nilai 20 (<20) atau mendekati C/N tanah ibarat standar pupuk kompos dalam SNI 2004. Sebab, jikalau kompos yang nilai C/N lebih besar 20, maka akan merugikan flora ketika diaplikasikannya. Hal ini alasannya yaitu mikroorganisme akan bekerja lagi merombak materi organik yang kita berikan ke dalam tanah. Mikroba akan mengambil hara yang tersedia di perakaran flora sebagai energinya untuk berkatifitas.
Ukuran bahan
Jika menciptakan kompos, ukuran bahannya mesti kecil-kecil. Demikian dengan sampah daun-daunan, maka bahan-bahan harus diperkecil dengan cara memotong-motongnya. Sebab, jikalau ukuran materi besar-besar, sukar dan usang terurai. Tapi, jangan juga terlalu kecil bahannya alasannya yaitu akan menciptakan tumpukan materi menjadi padat. Akibatnya, tidak ada ruang udara masuk dan terhalangnya pembuangan gas-gas ibarat gas CO2 yang terbentuk selama pengomposan.
Dari beberapa literatur menyebutkan bahwa materi baku ukurannya dihentikan terlalu besar dan juga tidak kecil sekali. Bahan baku diperkecil sedemikian rupa sehingga berada dalam rentang ukuran 5 – 10 cm.
Ciri-ciri pupuk kompos Matang
Kalau daun-daunan dikomposkan menjadi pupuk, bagaimana ciri-ciri atau gejala bahwa pupuk kompos itu sudah matang? Secara fisik sangat gampang dilihat dan diraba, namun secara kimia sulit harus melalui uji laboratorium. Ini ciri-ciri fisik pupuk kompos yang sudah matang, yaitu :
- Sudah berwarna gelap kehitaman atau ibarat dengan warna tanah
- Suhunya rendah mendekati suhu kamar
- Sudah tidak nampak lagi daun-daunan
- Tidak menjadikan kedaluwarsa menyengat atau kedaluwarsa busuk sampah
- Tidak mengumpal
- Sudah ringan alasannya yaitu kadar air sudah rendah
- Kalau dipegang bentuknya remah
- Jika ditaruh ke dalam air tidak gampang larut dan bahkan awalnya mengapung
Kandungan hara kompos berdasar Standar kompos SNI
Kompos mengandung sejumlah unsur hara yang diharapkan oleh tanaman, ibarat N, P, K, Ca, Mg, S dan sejumlah unsur mikro ibarat besi (Fe) dan lainnya. Antara satu produksi kompos dengan produksi lain berbeda-beda kandungan unsur kimianya. Oleh alasannya yaitu itu, untuk mengetahui apakah pupuk kompos yang terbuat dari daun-daunan mengandung unsur hara yang tinggi, maka perlu diuji.
Tetapi, yang pasti, kompos yang kita buat sudah sanggup dipergunakan untuk kebutuhan sendiri. Namun, jikalau ingin dikomersialkan atau dijual kepada petani, tentu harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh pemerintah. Begini standarnya :
Gambar : Kreasi Pupuklahan.com |
Meningkatkan hara kompos
Seperti sudah disinggung di atas, kompos berbeda-beda komposisi unsur haranya, ada yang tinggi dan ada juga yang rendah. Apakah kompos yang kita buat dari daun-daunan rendah kadar haranya? Tak perlu khawatir, ada cara untuk meningkatkan kualitas kompos semoga sejajar dengan kualitas kompos komersial atau memenuhi standar SNI.
Baca juga ini :
- 6 Step Membuat Pupuk Organik Cair (POC) Air Kelapa dan Cara Aplikasinya yang Benar
- Membuat Pupuk Organik Cair Dari Sampah Basah Dengan EM4 dan Air Cucian Beras.
- Cara Membuat Pupuk Kompos Siap Pakai dalam 7 Hari
- Cara Membuat Pupuk Organik Cair Dari Sabut Kelapa
- Pupuk NPK Phonska Plus Memembuat Panen Meningkat Karena Ini
- Tepung darah yang terbuat dari darah binatang mengandung nitrogen (N) yang tinggi
- Tepung cangkang telur yang tinggi unsur kalsium (Ca)
- Eceng Gondok kaya dengan kalium
- Bonggol pisang juga banyak kandungan kaliummya
- Urine ternak juga terdapat kadar N dalam jumlah tinggi dibandingkan N dalam fecesnya
- Tepung tulang binatang kaya kandungan fosfor (P) dan unsur lainnya
- Abu dapur atau bubuk sekam mengandung unsur K yang tinggi dan juga unsur –unsur P, Mg, Ca, Fe dan lainnya
Cara Membuat Kompos dari Dedaunan
Baik, mari menciptakan kompos dari daun-daunan hijau maupun kering dengan dua cara, yaitu cara tradisional dan kekinian dengan EM4
Cara Tradisional (Cara I)
Alat
- Cangkul
Bahan :
- Daun-daunan secukupnya sesuai dengan jumlah yang ingin dibuat
Cara membuatnya :
- Gali lubang dengan memakai cangkul atau alat lainnya dengan kedalaman sesuai kebutuhan kompos yang akan dibuat.
- Taruh tanah galian di pinggir galian
- Masukkan sampah daun-daunan ke dalam lubang galian (boleh masukkan berapa banyak yang ada setiap hari hingga lubangnya penuh)
- Tutup dengan tanah diatas daun-daunan dengan ketebalan tanah secukupnya hingga seluruh daun tertutup
- Pada hari berikutnya, masukkan lagi daun-daunan dan tutup/timbun dengan tanah.
- Lakukan mekanisme ibarat diatas hingga lubang galian penuh dengan daun-daunan, jangan lupa tutup dengan tanah di atasnya.
- Biarkan timbunan daun-daunan itu hingga membusuk dan bercampur tanah. Pupuk kompos sudah matang dalam tempo 1,5 – 3 bulan
- Gali kompos yang sudah matang itu dan kemas dalam karung. Kompos tersebut sanggup untuk dipakai eksklusif atau disimpan pada daerah yang tidak terkena hujan.
Cara Membuat Kompos Dedaunan dengan EM4 (Cara II)
Membuat kompos dengan melibatkan mikroba, prosesnya cepat. Dalam 1 – 2 ahad sudah matang komposnya. Yuk, membuatnya dengan persiapan ibarat berikut ini :
Alat-alat :
- Alat-alat
- Sekrup
- Gembor
- Cangkul
- Ember
- Pengaduk kayu
- Karung beras bekas
Bahan – materi :
- Daun-daunan (dicincang kecil) 80 kg
- Pupuk sangkar 10 kg
- Sekam padi 5 kg
- Dedak padi 4 kg
- Abu dapur/abu sekam 1 kg
- Urin ternak 1 liter
- Cangkang telur (haluskan) 100 gram
- EM4 100 ml
- Gula pasir 50 gram
- Air secukupnya
Cara Pembuatan
- Buat terlebih dahulu adonan EM4 + Gula + Air. Campuran itu diaduk hingga merata
- Campurkan secara merata bahan-bahan ini, yaitu daun-daunan + sekam + dedak + Abu dapur/sekam + tepung cangkan telur + pupuk kandang.
- Siramkan larutan EM4 (telah dibentuk pada poin no.1) secara merata dan perlahan-lahan ke materi yang sudah dicampurkan (poin no.2). Aduk-aduk semoga merata.
- Uji kadar air lebih kurang 30% dengan cara digenggam materi adonan tersebut. Tandanya yaitu jikalau digemggam tidak menetes air. Dan jikalau kepalan atau genggaman dibuka, materi tersebut tidak lengket (bahan kembali mekar).
- Siramkan urin (air kencing ternak) di atas tumpukan materi dan aduk sekali lagi
- Masukkan adonan atau adonan tersebut ke dalam karung dan tutup. Biarkan selama 15 hari dalam karung.
- Suhu atau temperatur materi dalam karung dipertahankan antara 40 – 50 derajat Celcius. Jika suhu menjadi tinggi, karung dibuka beberapa dikala dan jikalau perlu adonan dibalik-balik semoga suhu cepat turun. Kemudian, karung diikat/tutup kembali. Kontrol secara rutin setiap hari hingga hari ke-15.
- Pupuk kompos dari daun-daunan sudah jadi pada hari ke-15 dan siap digunakan. Sebaiknya diangin-angin sebentar sebelum dipakai semoga tidak terlalu panas atau sama dengan suhu kamar/ruangan.