10 Ilmuan Muslim Terbesar Dan Terhebat Sepanjang Sejarah

10 Ilmuan Muslim Terbesar Dan Terhebat Sepanjang Sejarah
10 Ilmuan Muslim Terbesar Dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Diabad ke-21 ini semua orang hidup dalam kecanggihan, artinya semua hal bisa dilakukan secara Express, antar surat kini gak perlu lagi menggunakan jasa POS yang harus nunggu berhari-hari, tetapi cukup menggunakan Gmail, Yahoo, atau Facebook dan terkenoneksi dengan Internet maka dalam hitungan detik file suratnya sudah terkirim, diera kini ini baikkah kendaraan beroda empat dan pesawat sudah bisa berjalan dan terbang secara otomatis, Driver dan Pilotnya cuma melaksanakan ketika start pertama dan sesudah itu bisa minum kopi sambil main catur dan canda tawa, hahahahahaha.. enggak segithunya jugalah gan, oya’kok dah ngebahas kesini ya !!!, tapi pada dasarnya yang perlu agan tau semua kecanggihan yang kita nikmati kini ini yaitu proses yang dilakukan oleh orang jaman dulu, dari proses research dan proses-proses lainnya sehingga terwujudlah kecanggihan menyerupai kini ini gan. Orang-orang jaman dulu para ilmuan yang sudah sangat berperan penting gan, nah disini saya ingin membuatkan kepada agan-agan daftar 10 ilmuan muslim terbesar dan terhebat sepanjang sejarah yang wajib agan tau, bukan apa saya bahas topik ini, alasannya yaitu berdasarkan saya ilmuan muslim kurang diexspose gan, padahal mereka yang sudah duluan muncul di bidang keilmuan sebelum ilmuan-ilmuan yang sering muncul di era 21 ini.

Mereka menarik efek dari filsafat Aristoteles dan Neo-Platonis , termasuk Euclid, Archimedes, Ptolemy dan lain-lain. Kaum muslim ketika itu telah berhasil membuat banyak sekali inovasi di bidang kedokteran, bedah, matematika, fisika, kimia, filsafat, astrologi, geometri dan bidang lainnya. Yang tak terhitung jumlahnya dan menuliskan karya-karyanya dalam banyak sekali buku.

Berikut beberapa ilmuan dan penemu muslim dengan inovasi luar biasa mereka :

1. Abu Musa Jabir bin Hayyan
 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Abu Musa Jabir bin Hayyan (750-803)

Atau dikenal dengan nama Geber di dunia barat, diperkirakan lahir di kuffah, Irak pada tahun 750 dan wafat pada tahun 803. Kontribusi terbesar jabir yaitu dalam bidang kimia. Keahliannya ini didapatnya dengan ia berguru pada Barmaki Vizier, pada masa pemerintahan Harun Ar-Rasyid di Baghdad. Ia mengembangkan teknik eksperimentasi sistematis di dalam penelitian kimia, sehingga setiap eksperimen sanggup direproduksi kembali. Jabir menekankan bahwa kuantitas zat bekerjasama dengan reaksi kimia yang terjadi, sehingga sanggup dianggap Jabir telah merintis ditemukannya aturan perbandingan tetap.

Kontribusi lainnya antara lain dalam penyempurnaan proses kristalisasi, distilasi, kalsinasi, sublimasi dan penguapan serta pengembangan instrumen untuk melaksanakan proses-proses tersebut.

Karya Jabir antara lain :

- Kitab Al-Kimya (diterjemahkan ke inggris menjadi The Book of the Composition of Alchemy)
- Kitab Al-Sab’een
- Kitab Al Rahmah
- AL Tajmi
- Al Zilaq al Sharqi
- Book of The Kingdom
- Book of Eastern Mercury
- Book of Balance

2. Umar Khayyam
 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Umar Khayyam (1048-1131)
Pada masa hidunya, ia populer sebagai seorang matematikawan dan astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, menyerupai yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (Meskipun Britania Raya gres beralih dari kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia gres melakukannya pada 1918).

Diapun populer alasannya yaitu menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.

Ummar khayyam, penulis dan penyair

Omar Khayyam kini terknela bukan hanya karya ilmiahnya, tetapi alasannya yaitu karya-karya sastranya. Ia diyakini telah menulis sekitar seribu puisi 400 baris. Di dunia berbahasa inggris, ia paling dikenal alasannya yaitu The Rubaiyat of Omar Khayyam dalam terjemahan bahasa inggris oleh Edward Fitzgerald (1809-1883).

Orang lain juga telah menerbitkan terjemahan-terjemahan sebagian dari rubaiyatnya (rubaiyat berarti “kuatrain”) , tetapi terjemahan Fitzgeraldlah yang paling populer . Ada banyak pula terjemahan karya ini dalam bahasa-bahasa lain.

3. Al-Farabi
 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Al-Farabi (870-950)
Al-Farabi berpakaian rapi semenjak kecil. Ayahnya sorang opsir tentara turki keturunan Persia, sedangkan ibunya berdarah Turki Asli. Sejak dini id digambarkan mempunyai kecerdasan istimewa dan bakat besar untuk menguasai hampir setiap subyek yang dipelajari. Pada masa awal pendidikannya ini, al-Farabi berguru al-Qur’an, tata bahasa, kesusasteraan, ilmu-ilmu agama (fiqh, tafsir dan ilmu hadist) dan aritmatika dasar.

Al- Farabi muda berguru ilmu-ilmu islam dan musik di Bikhara, dan tinggal di Kazakhstan hingga umur 50. Ia pergi ke Baghdad untuk menuntut ilmu di sana selama 20 tahun.

Setelah kurang lebih 10 tahun tinggal di Baghdad, yaitu kira-kira pada tahun 920 M, al Farabi kemudian mengembara di kota Harran yang terletak di utara Syria, dimana ketika itu Harran merupakan sentra kebudayaan Yunani di Asia Kecil. Ia kemudian berguru filsafat dari Filsuf Nasrani populer berjulukan yang berjulukan Yuhana bin Jilad.

Tahun 940M, al Farabi melanjutkan pengembaranya ke Damaskus dan bertemu dengan Sayf al Dawla al Hamdanid, Kepala tempat (distrik) Aleppo, yang dikenal sebagai simpatisan para imam Syi’ah. Kemudian al-Farabi wafat di kota Damaskus pada usia 80 tahun (Rajab 339 H/ Desember 950 M) pada masa pemerintahan Khalifah Al Muthi’ (masih dinasti Abbasiyyah).

Al-Farabi yaitu seorang komentator filsafat yunani yang ulung di dunia Islam. Meskipun kemungkinan besar ia tidak bisa berbahasa Yunani, ia mengenal para filsuf Yunani; Plato, Aristoteles dan Plotinus dengan baik. Kontribusinya terletak di banyak sekali bidang menyerupai matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-Farabi telah menulis banyak sekali buku ihwal sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, kitab al-Musiqa. Selain itu, ia juga sanggup mamainkan dan telah membuat banyak sekali alat musik.

Al-Farabi dikenal dengan sebutan “guru kedua” sesudah Aristoteles, alasannya yaitu kemampuannya dalam memahami Aristoteles yang dikenal sebagai guru pertama dalam ilmu filsafat.

Dia yaitu filsuf Islam pertama yang berupaya menghadapkan, mempertalikan dan sejauh mungkin menyelaraskan filsafat politik Yunani klasik dengan islam serta berupaya membuatnya bisa dimengerti di dalam konteks agama-agama wahyu.

Al-Farabi hidup pada tempat otonomi di bawah pemerintahan Sayf al Dawla dan di zaman pemerintahan dinasti Abbasiyyah, yang berbentuk Monarki yang dipimpim oleh seorang Khalifah. Ia lahir dimasa kepemimpinan Khalifah Mu’tamid (869-892 M) dan meninggal pada masa pemerintahan Khalifah AL-Muthi’ (946-974 M) dimana periode tersebut dianggap sebagai periode yang paling kacau alasannya yaitu ketiadaan kestabilan politik.

Dalam kondisi demikian , al-Farabi berkenalan dengan pemikiran-pemikiran dari para andal Filsafat Yunani menyerupai Plato dan Aristoteles dan mencoba mengkombinasikan ilham atau pemikiran-pemikiran Yunani Kuno dengan pemikiran Islam untuk membuat sebuah negara pemerintahan yang ideal (Negara Utama).

Karya :

Selama hidup al Farabi banyak berkarya. Jika ditinjau dari ilmu Pengetahuan, karya-karya al-Farabi sanggup ditinjau menjadi 6 Bagian.

1. Logika
2. Ilmu-ilmu Matematika
3. Ilmu Alam
4. Teologi
5. Ilmu Politik dan Kenegaraan, dan
6. Bunga rampai (Kutub Munawwa’ah).

4. Ibnu Sina
 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Ibnu Sina (980-1037)
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat yaitu seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekrang Iran). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya yaitu ihwal filososfi dan pengobatan. Bagi banyak orang, ia yaitu “Bapak Pengobatan Modern” dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat populer yaitu Qanun fi Thib yang merupakan Referensi di bidang kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina berjulukan lengkap Abu ‘Ali al-Husayn bin ‘Abdullah bin Sina. Ibnu sina lahir pada 980 di Afsyahnah tempat bersahabat Bukhara, kini wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada Juni 1037 di Hamadan, Persia (Iran).

Dia yaitu pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai “bapak kodokteran modern”. George Sarton menyebut Ibnu Sina “Ilmuwan yang paling populer yaitu dari Islam dan satu yang paling populer pada semua bidang, tempat, dan waktu”. Karyanya yang paling populer yaitu The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai Qanun (Judul lengkap : Al-Qanun fi At Tibb).

Karya Ibnu Sina

Jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina (diperkirakan antara 100 hingga 250 buah judul). Kualitas karyanya yang begitu luar biasa dan keterlibatannnya dalam praktik kedokteran, mengajar, dan politik, mengambarkan tingkat kemampuan yan luar biasa.

Beberapa karyanya yang sangat populer di antara lain :

1. Qanun fi Thib (Canon of Medicine) (Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)
2.  Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi ihwal banyak sekali macam ilmu pengetahuan)
3.  An Najat
4. Mantiq Al Masyriqin (Logika Timur)

Selain Karya filsafatnya tersebut, Ibnu Sina meninggalkan Sejumlah esai dan syair. Beberapa esainya yang populer yaitu :

1.  Hayy ibn Yaqzhan
2. Risalah Ath-Thair
3. Risalah fi Sirr Al-Qadar
4. Risalah fi Al-‘Isyq
5. Tahshil As-Sa’adah

Dan beberapa Puisi terpentingnya yaitu :

1. Al-Urjuzah fi Ath-Thibb
2. Al-Qasidah Al-Muzdawiyyah
3. Al-Qasidah Al-‘Ainiyyah.

5. Al-Battani
 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Al-Battani (850-923)
Al Battani (sekitar 850 – 923) yaitu spesialis astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani nama lengkap : Abu ‘Abdullah Muhammad ibn Jabir ibn Sinan ar-Raqqi al-Harrani as-Sabi’ al-Battani, lahir di Harran bersahabat Urfa. Salah satu pencapaiannya yang populer yaitu ihwal penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.

Al Battani juga menemukan sejumlah persamaan trigonometri :





Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus :





Dan menggunakan gagasan al-Marwazi ihwal tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen.

Al Battani bekerja di Suriah, tepatnya di ar-Raqqah dan di Damaskus, yang juga merupakan tempat wafatnya.

6. Ibnu Rusyd
 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Ibnu Rusyd (1126-1198)
Abu Walid Muhammad bin Rusyd lahir di Kordoba (Spanyol) pada tahun 520 Hijrah (1128 Masehi). Ayah dan kakek Ibnu Rusyd yaitu hakim-hakim populer pada masanya. Ibnu Rusyd kecil sendiri yaitu seorang anak yang mempunyai banyak minat dan talenta. Dia mendalami banyak ilmu, menyerupai kedokteran, hukum, matematika, dan filsafat. Ibnu Rusyd mendalami filsafat dari Abu Ja’far Harun dan Ibnu Baja.

Ibnu Rusyd yaitu seorang jenius yang berasal dari Andalusia dengan pengatahuan ensiklopedik. Masa hidupnya sebagian besar diberikan untuk mengabdi sebagai “Kadi” (hakim) dan fisikawan. Di Dunia Barat, Ibnu Rusyd dikenal sebagai Averroes dan komentator terbesar atas filsafat Aristoteles yang mensugesti filsafat Nasrani pada era pertengahan, termasuk pemikir semacam St. Thomas Aquinas. Banyak orang mendatangi Ibnu Rusyd untuk mengkonsultasikan dilema kedokteran dan dilema hukum.

Pemikiran Ibnu Rusyd

Karya-karya Ibnu Rusyd mencakup bidang filsafat, kedokteran dan fikih dalam bentuk karangan, ulasan, essai dan resume. Hampir semua Karya-karya Ibnu Rusyd diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan Ibrani (Yahudi) sehingga kemungkinan besar karya-karya aslinya sudah tidak ada.

Filsafat Ibnu Rusyd ada dua, yaitu filsafat Ibnu Rusyd menyerupai yang dipahami oleh orang Eropa pada era pertengahan: dan filsafat Ibnu Rusyd ihwal iktikad dan perilaku keberagamaannya.

Karya

1. Bidayat At-Mujtahid (kitab ilmu fiqih)
2. Kulliyaat fi At-Tib (buku kedokteran)
3. Fasl Al-Maqal fi Ma Bain Al-Hikmat Wa Asy-Syari’at (Perihal perkataan-perkataan dalam hal akal dan syari’at).

7. Muhammad Bin Musa Al-Khawarizmi

 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Al-Khawarizmi (780-850)
Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi yaitu spesialis matematika, astronomi, astrologi, dan geografi yang berasal dari Persia. Lahir sekitar tahun 780 di Khwarizm (sekarang Khiva, Uzbekistan) dan wafata sekitar tahun 850 di Baghdad. Hampir sepanjang hidupnya, ia bekerja sebagai dosen di Sekolah Kehormatan di Baghdad.

Buku Pertamanya, al-Jabar, yaitu buku pertama yang membahas solusi sistematika dari linear dan notasi kuadrat. Sehingga ia disebut sebagai Bapak Aljabar. Translasi bahasa Latin dari Aritmatika dia, yang memperkenalkan angka India, kemudian diperkenalkan sebagai Sistem Penomoran Posisi Desimal di dunia Barat pada era ke 12. Ia merevisi dan menyesuaikan Geografi Ptolemeus sebaik mengerjakan tulisan-tulisan ihwal astronomi dan astrologi.

Kontribusi ia tak hanya berdampak besar pada matematika, tapi juga dalam kebahasaan.

Biografi

Sidikit yang sanggup kita ketahui dari hidup dia, bahkan lokasi tempat lahirnya sekalipun. Nama ia mungkin berasal dari Khwarizm (Khiva) yang berada di Provinsi Khurasan pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah (sekarang Xorazm, salah satu provinsi Uzbekistan). Gelar ia yaitu Abu ‘Abdullah atau Abu Ja’far.

Sejarawan al-Tabari menamakan ia Muhammad bin Musa al-Khwarizmi al-Majousi al-katarbali . Sebutan al-Qutrubbuli mengindikasikan ia berasal dari Qutrubbull, kota kecil bersahabat Baghdad.

Tentang agama al-Khawarizmi, Toomer menulis :

“Sebutan lain untuk ia diberikan oleh al- Tabari, “al-Majusi,” ini mengindikasikan ia yaitu pengikut Zoroaster. Ini mungkin terjadi pada orang yang berasal dari Iran. Tetapi, kemudian buku Al-Jabar ia memperlihatkan ia yaitu seorang Muslim Ortodok, jadi sebutan Al-Tabari ditujukan pada ketika ia muda, ia beragama Majusi”.

Dalam kitab al-Fihrist Ibnu al-Nadim, kita temukan sejarah singkat dia, bersama dengan karya-karya tulis dia. Al-Khawarizmi menekuni hampir seluruh pekerjaannya antara 813-833. Setelah Islam masuk ke Persia, Baghdad menjadi sentra ilmu dan perdagangan, dan banyak pedagang dan ilmuwan dari Cina dan India berkelana ke kota ini, yang juga dilakukan dia. Dia bekerja di Baghdad pada Sekolah Kehormatan yang didirikan oleh Khalifah Bani Abbasiyah Al-Ma’mun, tempat ia berguru ilmu alam dan matematika , termasuk mempelajari terjemahan manuskrip Sanskerta dan Yunani.

Karya

Karya terbesar ia dalam matematika, astronomi, astrologi, geografi, kartografi, sebgai fondasi dan kemudian lebih inovatif dalam aljabar, trigonometri, dan pada bidang lain yang ia tekuni. Pendekatan logika dan sistematis ia dalam penyelesaian linear dan notasi kuadrat memperlihatkan keakuratan dalam disiplin aljabar, nama yang diambil dari nama salah satu buku ia pada tahun 830 M, al-Kitab al-mukhtasar fi hisab al-jabr wa’l-muqabala atau : “Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapkan dan Menyeimbangkan”, buku pertama ia yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada era ke-12.

Pada buku dia, kalkulasi dengan angka Hindu, yang ditulis tahun 825, memprinsipkan kemampuan difusi angka India ke dalam perangkaan timur tengah dan kemudian Eropa. Buku ia diterjemahkan kedalam bahasa Latin, Algoritmi de numero Indorum, memperlihatkan kata algoritmi menjadi bahasa Latin.

Beberapa bantuan ia berdasar pada Astronomi Persia dan Babilonia, angka India, dan sumber-sumber Yunani.

Sistemasi dan koreksi ia terhadap data Ptolemeus pada geografi yaitu sebuah penghargaan untuk Afrika dan Timur – Tengah. Buku besar ia yang lain, Kitab Surat al-ard (“Pemandangan Bumi”: diterjemahkan oleh Geography), yang memperlihatkan koordinat dan lokasi dasar yang diketahui dunia, dengan berani mengevaluasi nilai panjang dari Laut Mediterania dan lokasi kota-kota di Asia dan Afrika yang sebelumnya diberikan oleh Ptolemeus.

Ia kemudian mengepalai konstruksi peta Dunia untuk Khalifah Al-Ma’mun dan berpatisipasi dalam proyek menentukan tata letak di Bumi, bersama dengan 70 andal geografi lain untuk membuat peta yang kemudian disebut “ketahuilah dunia”. Ketika hasil kerjanya disalin dan ditransfer ke Eropa dan Bahasa Latin, menimbulkan dampak yang hebat pada kemajuan matematika dasar di Eropa. Ia juga menulis ihwal astrolab dan sundial.

Adapun karya-karyanya yaitu :

1. Kitab 1 : Aljabar (Kitab yang Merangkum Perhitungan Pelengkapan dan Penyeimbangan)
2. Buku 2 : Dixit algorizmi (Buku Tentang Aritmatika)
3. Buku 3 : Rekonstruksi Planetarium (Buku Tentang Kenampakan Bumi)
4. Buku 4 : Astronomi
5. Buku 5 : Kalender Yahudi (Petunjuk Penanggalan Yahudi)
6. Dan masih banyak sekali karya-karya lainnya dalam bahasa Arab di Berlin, Istanbul, Tashkent, Kairo dan Paris.

8. Tsabit bin Qurrah
 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Tsabit bin Qurrah (826-901)
Abu’l Hasan Tsabit bin Qurra’ bin Marwan al-Sabi al-Harrani, (826-18 Februari 901) yaitu seorang astronom dan matematikawan dari Arab, dan dikenal pula sebagai Thebit dalam bahasa latin.

Tsabit lahir di kota Harran, Turki. Tsabit menempuh pendidikan di Baitul Hikmah di Baghdad atas seruan Muhammad ibn Musa ibn Shakir. Tsabit menerjemahkan buku Euclid yang berjudul Elements dan buku Ptolemy yang berjudul Geograpia.

9. Muhammad bin Zakariya Al-Razi

 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Zakariya Al-Razi (864-930)
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenali sebagai Rhazes di dunia barat merupakan seorang pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864-930. Ia lahir di Rayy, Teheran pada tahun 251 H./865 dan wafat pada tahun 313 H/925. Ar-Razi semenjak muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika dan kesastraan. Dalam bidang kedokteran, ia berguru kepada Hunayn bin Ishaq di Baghdad. Sekembalinya ke Teheran, ia dipercaya untuk memimpin sebuah rumah sakit di Rayy.
Selanjutnya ia juga memimpin Rumah Sakit Muqtadari di Baghdad.
Ar-Razi juga diketahui sebagai ilmuwan serbabisa dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan terbesar dalam Islam.

Biografi

Ar-Razi lahir pada tanggal 28 Agustus 865 Masehi dan meninggal pada tanggal 9 Oktober 925 Masehi. Nama Razi-Nya berasal dari nama kota Rayy. Kota tersebut terletak di lembah selatan jajaran Dataran Tinggi Alborz yang berada di bersahabat Teheran, Iran. Di kota ini juga, Ibnu Sina menuntaskan hampir seluruh karyanya.

Saat masih kecil, ar-Razi tertarik untuk menjadi penyanyi atau musisi tapi ia kemudian lebih tertarik pada bidang alkemi. Pada umurnya yang ke-30, ar-Razi memutuskan untuk berhenti menekuni bidang alkemi dikarenakan banyak sekali eksperimen yang mengakibatkan matanya menjadi cacat. Kemudian ia mencari dokter yang bisa menyembuhkan matanya, dan dari sinilah ar-Razi mulai mempelajari ilmu kedokteran.

Dia berguru ilmu kedokteran dari Ali ibnu Sahal at-Tabari, seorang dokter dan filsuf yang lahir di Merv. Dahulu, gurunya merupakan seorang Yahudi yang kemudian berpindah Agama menjadi Islam sesudah mengambil sumpah untuk menjadi pegawai kerajaan di bawah kekuasaan Khalifah Abbasiyah, al-Mu’tashim.

Razi kembali ke kampung halamannnya dan populer sebagai seorang dokter disana. Kemudian ia menjadi kepala Rumah Sakit di Rayy pada masa kekuasaan Mansur ibnu Ishaq, penguasa Samania. Ar-Razi juga menulis at-Tibb al-Mansur yang khusus dipersembahkan untuk Mansur ibnu Ishaq. Beberapa tahun kemudian, ar-Razi pindah ke Baghdad pada masa kekuasaan al-Muktafi dan menjadi kepala sebuah rumah sakit di Baghdad.

Setelah selesai hidup Khalifah al-Muktafi pada tahun 907 Masehi, ar-Razi memutuskan untuk kembali ke kota kelahirannya di Rayy, dimana ia mengumpulkan murid-muridnya. Dalam buku Ibnu Nadim yang berjudul Fihrist, ar-Razi diberikan gelar Syaikh alasannya yaitu ia mempunyai banyak murid. Selain itu, ar-Razi dikenal sebagai dokter yang dan tidak membebani biaya pada pasiennya ketika berobat kepadanya.

Kontribusi di Bidang Kedokteran

Cacar dan Campak
Sebagai seorang dokter utama di rumah sakit di Baghdad, ar-Razi merupakan orang pertama yang membuat klarifikasi seputar penyakit cacar.

“Cacar terjadi ketika darah ‘mendidih’ dan terinfeksi, dimana kemudian hal ini akan menimbulkan keluarnya uap. Kemudian darah muda (yang kelihatan menyerupai ekstrak berair di kulit) bermetamorfosis darah yang makin banyak dan warnanya menyerupai anggur matang. Pada tahap ini, Cacar diperlihatkan dalam bentuk gelembung pada minuman anggur. Penyakit ini sanggup terjadi tidak hanya pada masa kanak-kanak, tapi juga masa dewasa. Cara terbaik untuk menghindari penyakit ini yaitu mencegah kontak dengan penyakit ini, alasannya yaitu kemungkinan wabah cacar bisa menjadi epidemi.”

Diagnosa ini kemudian dipuji oleh Ensiklopedia Britanika (1911) yang menulis “Pernyataan pertama yang paling akurat dan terpercaya ihwal adanya wabah ditemukan pada karya dokter Persia pada era ke-9 yaitu Rhazes, dimana ia menjelaskan gejalanya secara jelas, patologi penyakit yang dijelaskan dengan perumpamaan fermentasi anggur dan cara mencegah wabah tersebut.”

Buku ar-Razi yaitu Al-Judari wal-Hasbah (Cacar dan Campak) yaitu buku pertama yang membahas ihwal cacar dan campak sebagai dua wabah yang berbeda. Buku ini kemudian diterjemahkan belasan kali ke dalam bahasa Latin dan bahasa Eropa lainnya. Cara klarifikasi yang tidak dogmatis dan kepatuhan pada prinsip Hippokrates dalam pengamatan klinis memperlihatkan cara berpikir ar-Razi dalam buku ini.

Berikut ini yaitu klarifikasi lanjutan ar-Razi : “Kemunculan cacar ditandai oleh demam yang berkelanjutan, rasa sakit pada punggung, gatal pada hidung dan mimpi yang jelek ketika tidur. Penyakit menjadi semakin parah ketika semua tanda-tanda tersebut bergabung dan gatal terasa disemua cuilan tubuh. Bintik-bintik di muka mulai bermunculan dan terjadi perubahan warna merah pada muka dan kantung mata. Salah satu tanda-tanda lainnya yaitu perasaan berat pada seluruh badan dan sakit pada tenggorokan.”

Alergi dan Demam

Razi diketahui sebagai seorang ilmuwan yang menemukan penyakit “alergi asma”, dan ilmuwan pertama yang menulis ihwal alergi dan imunologi. Pada salah satu tulisannya, ia menjelaskan timbulnya penyakit rhintis sesudah mencium bunga mawar pada ekspresi dominan panas. Razi juga merupakan ilmuwan pertama yang menjelaskan demam sebagai prosedur badan untuk melindungi diri.

Farmasi
Pada bidang farmasi, ar-Razi juga berkontribusi membuat peralatan menyerupai tabung, spatula dan mortar. Ar-Razi juga mengembangkan obat-obatan yang berasal dari merkuri.

Karya

Berikut ini yaitu karya ar-Razi pada bidang kedokteran yang dituliskan dalam buku :

1. Hidup yang luhur
2. Petunjuk kedokteran untuk masyarakat umum
3. Keraguan pada Galen
4. Penyakit pada anak

10. Ibnu Batutah
 ini semua orang hidup dalam kecanggihan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan Terhebat Sepanjang Sejarah
Ibnu Batutah (1304-1368/1377)
Abu Abdullah Muhammad bin Battutah atau juga dieja Ibnu Batutah (24 Februari 1304-1368 atau 1377) yaitu seorang pengembara Berber Maroko.

Lahir di Tangier, Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh tahun Ibnu Batutah berangkat haji-Ziarah ke Mekah. Setelah selesai ia melanjutkan perjalanannya hingga melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia muslim (sekitar 44 negara modern).

Perjalananya ke Mekah melalui jalur darat, menyusuri pantai Afrika Utara hingga tiba di Kairo. Pada titik ini ia masih berada dalam wilayah Mamluk, yang relatif aman. Jalur yang umum dipakai menuju mekah ada tiga, dan Ibnu Batutah menentukan jalur yang paling jarang ditempuh : pengembara menuju sungai Nil, dilanjutkan ke arah timur melalui jalur darat menuju dermaga Laut Merah di ‘Aydhad’. Tetapi, ketika mendekati kota tersebut , ia dipaksa untuk kembali dengan alasan pertikaian lokal.

Kembali ke Kairo, ia menggunakan jalur kedua, ke Damaskus (yang selanjutnya dikuasai Mamluk) , dengan alasan keterangan/anjuran seseorang yang ditemuinya di perjalanan pertama, bahwa ia hanya akan hingga ke Mekah jikalau telah melalui Suriah. Keuntungan lain ketika menggunakan jalur pinggiran yaitu ditemuinya tempat-tempat suci sepanjang jalur tersebut – Hebron, Yerusalem, dan Betlehem, misalnya-dan bahwa penguasa Mamluk memperlihatkan perhatian khusus untuk mengamankan para peziarah.

Setalah menjalani Ramadhan di Damaskus, Ibnu Batutah bergabung dengan suatu rombongan yang menempuh jarak 800 mil dari Damaskus ke Madinah, tempat dimakamkannya Nabi Muhammad Saw. Empat hari kemudian, ia melanjutkan perjalanannya ke Mekah. Setelah melaksanakan rangkaian ritual haji, sebagai hasil renungan, ia kemudian memutuskan untuk melanjutkan mengembara. Tujuan selanjutnya yaitu ll-Khanate (sekarang Iraq dan Iran).

Dengan cara bergabung dengan suatu rombongan, ia melintasi perbatasan munuju Mesopotamia dan mengunjungi najaf, tempat dimakamkannya khalifah keempat Ali. Dari sana, ia melanjutkan ke Basrah, kemudian Isfahan, yang hanya beberapa dekade jaraknya dengan penghancuran oleh Timur. Kemudian Shiraz dan Baghdad (Baghdad belum usang diserang habis-habisan oleh Hulagu Khan).

Disana ia bertemu Abu Sa’id, pemimpin terakhir II-Khanate. Ibnu Batutah untuk sementara mengembara bersama rombongan penguasa, kemudian berbelok ke utara munuju Tabriz di Jalur Sutra. Kota ini merupakan gerbang menuju Mongol, yang merupakan sentra perdagangan penting.

Menghabiskan sekitar seminggu disetiap tempat tujuannya, Ibnu Batutah berkunjung ke Ethiopia, Mogadishu, Mombasa, Zanzibar, Kilwa, dan beberapa tempat lainnya. Mengikuti perubahan arah angin, ia bersama kepal yang ditumpanginya kembali ke Arab selatan. Setelah menuntaskan petualangannya, sebelum menetap, ia berkunjung ke Oman dan Selat Hormuz. Setelah selesai, ia berziarah ke Mekah lagi.

Setalah setahun di sana, ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di kesultanan Delhi. Untuk keperluan bahasa, ia mencari penterjemah di Anatolia. Kemudian di bawah kendali Turki Saljuk, ia bergabung dengan sebuah rombongan menuju India. Pelayaran maritim dari Damaskus mendaratkannya di Alanya di pantai Selatan Turki sekarang. Dari sini ia berkelana ke Konya dan Sinope di pantai Laut Hitam.

Setalah menyebrangi Laut Hitam, ia tiba di Kaffa, di Crimea, dan memasuki tanah Golden Horde. Dari sana ia membeli kereta dan bergabung dengan rombogan Ozbeg, Khan dari Golden Horde, dalam suatu perjalanan menuju Astrakhan di Sungai Volga.

Sumber Artikel : Wikipedia

Itu ia gan 10 Ilmuan Muslim Terbesar dan terhebat Sepanjang Sejarah yang mungkin sedikit orang tau, nah'dengan saya tulis artikel ini mudah-mudahan makin banyak orang yang sadar dan tau bahwa tidak sedikit ilmuan-ilmuan islam yang berperan penting di bidang penemuan-penemuan yang kita nikmati sekarang, baikkah itu di bidang kedokteran, teknologi, filsafat, dan musik gan.

Sumber https://optimisinfo.blogspot.com/