Membakar Jerami? Begini Cara Benar Memanfaatkan Jerami Untuk Pupuk Organik Tanaman

Membakar Jerami? Begini Cara Benar Memanfaatkan Jerami Untuk Pupuk Organik Tanaman
Membakar Jerami? Begini Cara Benar Memanfaatkan Jerami Untuk Pupuk Organik Tanaman


Ada yang pertanyaan begini, apakah ada manfaat jerami untuk tumbuhan kalau dibakar? Bagaimana cara yang benar memanfaatkan jerami untuk pupuk tanaman? Itulah dua pertanyaan yang menciptakan penulis untuk mencoba menjawab supaya “tidak ada lagi dusta di antara kita..he..he..😅” Maksudnya supaya terbuka pilihan sehingga tidak ada kekeliruan lagi dalam pemanfaatan jerami untuk pupuk tumbuhan dan materi pembenah tanah.
pixabay.com

Jerami
Sebelum menjawab dua pertanyaan penting tersebut, kita pengen tau dulu apa itu jerami. Jerami merupakan belahan tumbuhan padi yang telah terpisah dari gabah. Jadi, jerami berupa daun atau tangkai yang sudah berubah dari warna hijau menjadi kuning kecokelatan.

Jerami sudah terpisah dari butiran padi dan kadar airnya sudah rendah serta relatif kering. Umumnya, jerami terbuang begitu saja. Kalaupun dimanfaatkan hanya sebahagian kecil saja menyerupai untuk pakan ternak, anyaman, media jamur, atap gubuk, briket, biogas, dan selebihnya masih terbuang begitu saja atau dibakar untuk penggunaan tertentu.

Kandungan kimia jerami
Terlepas dari banyak sekali macam penggunaan jerami, kita ingin tinjau dan melihat dengan “kacamata” pertanian khususnya sumber materi baku pupuk organik. Apa sih komposisi atau kandungan kimia dalam jerami?

Kita masih ingat bahwa dalam peningkatan produksi padi, pemberian pupuk menyerupai NPK, urea, TSP dan juga KCL dalam jumlah relatif banyak. Pada ketika panen, sebahagian besar unsur-unsur hara yang diserap terbawa dalam gabah atau butiran padi, jerami, dan belahan tumbuhan yang tersisa di lahan.

Jadi, unsur apa saja apa saja yang dibawa oleh jerami? Unsur hara yang disebar pada lahan sawah berupa N, P, K, dan S diserap oleh tumbuhan padi. Ini berarti sebagian besar unsur hara tersebut ada dalam jerami. Bahkan, unsur-unsur hara mikro yang diambil akar padi dalam tanah sawah ada dalam jerami.

Di samping unsur-unsur tersebut, jerami juga mengandung unsur karbon (C) yang relatif tinggi. Adanya karbon menyebabkan jerami sebagai nutrisi “lezat” bagi mikroorganisme. Hasil dekomposisi dari mikroba akan melepaskan banyak unsur hara yang sanggup dimanfaatkan oleh tanaman.

Membakar jerami
Apakah ada manfaat jerami yang dibakar diaplikasi pada tanaman? Nah, kalau aben jerami, maka sama saja membuang-buang unsur hara. Membuang-buang materi pembenah tanah. Menghilangkan sumber masakan mikroorganisme. Sebab, sebahagian besar unsur-unsur menyerupai N, P, K, S dan lainnya akan hilang ketika terjadi reaksi oksidasi melalui pembakaran. Bahkan, unsur karbon akan melayang ke udara menjadi CO yang mencemarkan udara ataupun CO2 yang menaikkan temperatur bumi.

Yang tersisa dari pembakaran jerami berupa debu yang di dalamnya mengandung kalsium (Ca), besi (Fe), fosfor, magnesium (Mg), silikon (Si) dan beberapa unsur lain dalam jumlah kecil. Memang dalam jerami masih ada sisa kalium (K) dan ini unsur paling banyak tersisa.  

Sayangnya, debu jerami bersifat basa (alkalis dimana pH di atas 7) alasannya yakni banyak ion-ion garam. Makanya pemberian debu jerami dalam jumlah besar akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Gangguan tumbuhan ini sering diistilahkan dengan plasmolisis. Plasmolisis ini terjadi alasannya yakni tingginya konsentrasi garam dalam larutan. Akibatnya, cairan sel keluar dari akar tanaman.

Jadi jelas, debu jerami tidak tidak menciptakan tanah produktif alasannya yakni tidak sanggup memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah. Sebab, bahan-bahan organik jerami sudah berubah wujud menjadi debu jawaban pembakaran. Bahkan, debu jerami sanggup mengganggu tumbuhan kalau diberikan dalam takaran tinggi.

Memang dari sisi ketersediaan unsur hara K menguntungkan tanaman. Itupun tidak boleh berlebihan dalam pemberian untuk tanaman. Di sisi lain, peningkatan pH tanah menjadi basa akan terganggu peresapan unsur-unsur hara lainnya. Beberapa unsur hara mikro menjadi tidak tersedia pada kondisi pH tanah tinggi (basa).

Secara overall ketika kita melihat dari banyak sisi imbas dari pembakaran jerami, kelihatannya lebih banyak sisi negatifnya khususnya terhadap pertumbuhan tumbuhan dan produktivitas lahan. Belum lagi imbas terhadap lingkungan, asap pembakaran jerami sanggup meniimbulkan pencemaran udara.

Cara Benar Memanfaatkan Jerami Untuk Tanaman
Kalau demikian ceritanya, bagaimana memanfaatkan jerami secara benar untuk tanaman? Kalau dalam istilah pertanian organik lebih anggun memperlihatkan masakan pada tanah yang kemudian tanah akan memberi makan tanaman. Artinya, adanya materi organik dalam tanah akan menjadi sumber masakan mikroorganisme dalam tanah dan secara pelan-pelan akan dilepaskan hara untuk tanaman.

Berarti, jerami sebaiknya dikembalikan kepada lahan dalam bentuk segar ataupun didekomposisi dulu menjadi pupuk organik dengan pertolongan mikroba sehingga menjadi pembenah tanah (soil conditioner) yang sangat bagus. Sebab, dengan proses dekomposisi jerami, unsur-unsur hara relatif tidak ada yang hilang. Banyak unsur hara akan tersedia dan siap diserap oleh tanaman. Dengan cara demikian, sudah niscaya pertumbuhan tumbuhan lebih subur, tahan terhadap penyakit, dan nutrisi di dalam tanah selalu tersedia.

Mengolah Jerami Menjadi Pupuk Kompos
Baik, bagaimana cara menciptakan kompos dari jerami supaya sanggup menjadi pupuk tanaman? Inilah yang harus dilakukan kalau hendak memperlihatkan nutrisi tanaman. Caranya sangat mudah. Begini salah satu teknik pengomposan jerami.

Alat
  • Cangkul
  • Gembor

Bahan :
  • Jerami secukupnya sesuai dengan jumlah yang ingin dibuat
  • Effective Microorganisme (EM4) atau sanggup MOL (mikroorganisme lokal)

Cara membuatnya :

  • Gali lubang dengan memakai cangkul atau alat lainnya dengan kedalaman tiap satu lubang 1 atau 1,5 meter. Lebar dan panjang terserah Anda. Demikian juga dengan jumlah lubang, sesuaikan dengan banyaknya kompos yang akan dibuat.
  • Taruh tanah galian di pinggir galian
  • Masukkan jerami ke dalam lubang galian setebal 20 cm dan padatkan
  • Siram dengan larutan EM4 sekadar lembap saja (EM4 + gula sedikit  + air). Catatan ; 1 ton materi yang akan dikomposkan, butuh 1 liter EM4.
  • Tutup dengan tanah diatas jerami tipis saja (+/- 5 cm)
  • Lakukan mekanisme menyerupai diatas hingga lubang galian penuh dengan jerami, jangan lupa tutup dengan tanah di atasnya.
  • Biarkan timbunan daun-daunan itu hingga membusuk dan bercampur tanah. Pupuk kompos sudah matang dalam tempo 1,5 – 3 bulan
  • Gali kompos yang sudah matang itu dan sanggup diaplikasi langsung. Atau sanggup juga dikemas dan simpan pada kawasan yang tidak terkena hujan. Namun, sebaiknya kalau belum waktunya untuk diaplikasikan ke tanaman, biarkan kompos dalam lubang tersebut.